"apakah saya bisa mengadakan 'pesta' ulang tahun anak tanpa meninggalkan sampah segunung?" pertanyaan ini saya ajukan ke diri sendiri, terinspirasi dari banyaknya sampah sisa pesta ultah seorang kerabat beberapa bulan lalu. usai pesta, yang hanya dihadiri tak kurang dari 20 orang anak dan dewasa, tersisa berkantong-kantong sampah piring kertas, gelas plastik dan kertas, balon-balon berbagai jenis (yang ini aja udah LIMA KANTONG GEDE!), tisu kertas, dan dekorasi! kita belum hitung sampah yang organik ya, yang menjadi sisa dari kue ultah gak habis dan makanan lainnya. bayangkan jika pesta dihadiri lebih dari jumlah itu.
ini kemudian membuat saya menoleh ke belakang. "jangan-jangan selama ini saya melakukan hal yang sama? menyenangkan anak-anak (saat ini) tanpa memikirkan dampaknya untuk mereka (di masa depan)."
dan jawabannya adalah ya. tiga kali membuat peringatan ultah untuk naila dan sekali untuk izhar, saya luput dari perencanaan yang ramah lingkungan. walaupun tanpa sengaja saya menggunakan dekorasi buatan sendiri dari kertas koran dan kertas tisu bekas, atau menggunakan hiasan balon yang sangat minimal, tetap saja banyak sampah kertas dan plastik dari peralatan makan yang terbuang. alasannya sederhana, gak mau repot cuci piring! ah, betapa jahatnya saya. gak mau repot cuci piring sekarang tetapi tak sengaja merencanakan agar kelak anak-anak gak bisa cuci piring sama sekali karena tanah di bumi ini menderita kekeringan. dhuar!
maka, muncullah tantangan itu: ultahan anak saya berikutnya harus bebas dari sampah! muluk sekali? iya sih, tetapi saya yakin bisa diusahakan dengan penuh kesadaran.
hal pertama yang saya lakukan adalah berdiskusi dengan naila tentang buruknya efek sampah plastik pada bumi kita. saya ceritakan terjadinya pemanasan global dengan sederhana dan bagaimana hewan-hewan laut banyak yang mati karena menelan sampah pecahan balon. diskusi diakhiri perjanjian bahwa tidak akan ada balon lagi pada peringatan ulang tahun. deal! good girl.
maka, pada ulang tahun adik kedua awal mei ini, saya bertekad untuk mulai mengurangi sampah plastik.
dimulai dari kue ultah: gak mau menyisakan sampah kan. jadi, kue dengan hiasan fondant jelas dicoret dari daftar belanjaan. kami memesan carrot cake dengan cream cheese frosting yang ludes sampai remah-remahnya. selain simpel, sehat, juga enak tenan! hiasannya saya bikin sendiri. nyomot binatang lego adik lalu saya buatkan topi-topi kecil dari kertas origami bekasnya kakak main dan memotong pom-pom yang sudah ada menjadi lebih kecil. angka 2 saya lukis dan gunting, dan tempel sendiri. makannya tentu saja gak pakai piring kertas ato plastik. saya sediakan mangkok ala tupperware kecil dan sendok teh stainless steel. kelar acara, cuci, simpen, bisa dipake kalo ada acara lagi. bagian kue sukses, gak perlu ada yang terbuang dan gak perlu beli hiasan sekali buang.
untuk makan besar, kami memilih menu bancakaaaaan! nasi liwet sunda beserta lauknya, dikirim dalam besek bambu dan ditata di atas alas daun pisang. saya sediakan piring dan cangkir enamel serta sendok-garpu stainless. gak ada sampah anorganik tersisa sama sekali kecuali dua utas pita yang membungkus besek lauk (dan lima bungkus kado hehee).
dekorasi? seperti sudah kami sepakati dengan naila, gak akan ada balon lagi di perayaan ulang tahun. sekarang dia akan bercerita panjang lebar tentang pecahan balon yang jatuh ke laut dan dimakan ikan-ikan. dan berapa juta tahun lagi balon-balon itu akan terurai tanah. atau banyaknya pohon yang harus ditebang untuk membuat dekorasi kertas. apakah itu mengurangi keriaan anak-anak? ternyata tidak. dia dan arya, sepupunya, bermain apa saja yang ada, tertawa puas sepanjang sore itu. tanpa atribut 'pesta sungguhan' anak-anak tetap senang, main dengan apa yang ada dan gak diada-adain. that's so genuine.
goody bags? souvenir? gak ada. biasanya kami membungkus makanan kecil (emang kecil-kecil bungkusnya, jadi bikin sampah kemasannya banyaaaak) pake tas kertas ato plastik untuk dibagikan ke anak-anak yang datang. walau diusahakan sebisa mungkin bukan makanan bermicin. tapi tetep aja ya, sampahnya? kali ini mikir, gimana caranya gak nambah sampah kemasan dan plastik dari pengadaan souvenir itu ya? ya gak usah bikin aja. dan ternyata gak dicari juga. sebenarnya sudah lama saya menyiapkan kado kecil untuk keluarga dan teman yang hadir sore itu, yaitu sedotan bambu pakai ulang. tapi lupa dikeluarin hahaha...karena udah sana sini ama adik yang hari itu lagi diare n ngek ngok. lain kali dipakai untuk giveaway acara lain deh!
percobaan berhasil. sampah yang kami buang sore itu tidak lebih dari satu kantong kecil. jadi, kali lain kami adakan acara ultahan, arisan, syawalan, event lain, semoga selalu memikirkan sampahnya dulu ✌️ ~ lagipula, untuk ultahan anak misal, kita ingin menyenangkan hati mereka saat ini (dengan berbagai dekorasi dan peralatan tempur penghasil sampah anorganik). tapi kita gak kepikir bahwa itu akan menjadi ketidaksenangan mereka di masa depan: susah minum air bersih, selokan mbludak, kepanasan tiap saat.
kalau saya saja bisa, kamu pasti juga bisa. let's think twice before we litter
No comments:
Post a Comment