November 27, 2010

sekolah hidup di lereng merapi

kelas bersyukur

“penak kok mbak ning kene. nek mbengi yo anget. ora popo…sing penting sehat, donga dinonga nggih.”sebait ucapan simbah itu kira-kira mengalir demikian, sambil merangkul bahu saya dengan erat. keikhlasan dan kesederhaan. hanya itu yang terlintas ketika mendengar tuturnya. bagaimana tidak? ruang kelas di lereng dingin merapi yang disulap menjadi kamar tidur bersama itu hanya beralas tikar. tetap, beliau mensyukurinya dengan mengatakan sebagai ‘tempat yang enak dan hangat’.

kelas kerendahan hati

“kulo mboten gadhah arto mbak”, kata seorang ibu yang sedang menggendong anaknya ketika teman saya berbagi sebungkus biskuit. sang teman bingung. tapi tiba-tiba tersadar dan menjawab “ini untuk si adik bu, saya gak jual kok”. yup, dalam kondisi cukup kekurangan di pengungsian, hidup berdesakan di gedung sekolah, ibu itu tetaplah seorang warga lereng merapi yang rendah hati dan tahu diri bahwa ia harus berusaha sebelum mendapatkan sesuatu, bukan sekadar menerima pemberian orang. 

kelas kesopanan

seorang anak lelaki dengan asiknya menyusun kepingan-kepingan lego yang saya bagikan menjadi sebuah mobil mungil. dengan wajah berbinar si anak memainkan mobil buatannya seakan lantai dingin balai desa itu adalah jalan raya yang mulus. "breemmm bremmm ciiiit", kata-kata ajaib keluar dari mulutnya. puas bermain, dia melepas mobil dan hasil karya lain menjadi kepingan lego kembali. memasukkannya ke dalam plastik, dan berlari ke arah saya: "mbak niki mbak...mpun rampung dolanan."  anak sekecil itu, tahu bahwa apa yang bukan miliknya harus dikembalikan. wajahnya kembali bersinar ketika saya katakan bahwa semua mainan yang kami bawa itu tidak akan kami bawa kembali pulang.

kelas kejujuran

"oke...ketua kelompok tolong membagi bukunya dengan adil ya. satu orang dapat dua," kata teman saya kepada anak-anak dalam sebuah acara bermain bersama di sebuah posko di muntilan. tak lama anak perempuan itu maju membawa satu buku dan menyerahkannya. "lho ini kenapa dik?", tanya teman saya. "sisa satu mbak, saya kembalikan." yup, sisa satu buku itu bisa saja dia simpan sendiri. tapi tidak, dia tahu bahwa kejujuran lebih penting.

kelas 'njawani'

"yo nek wong sing ora paham kearifan lokal ning kene ki pancen rodo angel nrimo artine loyalitas lan spiritualitas versi jowo. ora ono hubungane ro mistik2an, ning iki masalah prinsip. makane ha mbok awakmu kerjo karo londo2 kae yo ojo nganti lali tetep kudu njawani."  yang terakhir ini adalah ucapan ibu saya. selalu mengingatkan untuk tidak lupa 'kembali' menginjak tanah di mana saya dilahirkan, walaupun kaki sudah melangkah ke seribu tanah lainnya :-)

tepat sebulan sudah. semoga jogja tetap indah.

jakarta, 27 november 2010

October 10, 2010

From Yogya with Art - Jalan-jalan Magz

Text: Harum & Rachma Safitri
Photo: Irfan Yusuf
Jalan-jalan Magazine, Desember 2009 


Dari semua kota di Indonesia yang menjadikan budaya sebagai komoditas jualan dalam brosur-brosur wisata, Yogyakarta masih berada di garda terdepan. Kota ini diberkati sejarah kolosal yang menempatkannya dalam pusaran budaya Nusantara. Kantong-kantong keseniannya yang tersebar di penjuru kota tak lelah menelurkan pekerja-pekerja seni hebat di panggung nasional, sebut saja Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, Putu Sutawijaya, dan Ugo Untoro. Satu fenomena lain yang turut mengentalkan wajah budaya Yogya adalah besarnya peran keraton dalam perpolitikan. Kota ini boleh saja masuk dalam jagat demokrasi, tapi tetap Sultan merupakan pranata paling berpengaruh dalam masyarakat — bukan partai, parlemen, apalagi oposisi.

Pada 7 Oktober 2009, memasuki usia ke-253 (hampir empat kali lebih tua dari umur Republik), Yogya semakin mantap mengukuhkan identitasnya sebagai kota budaya. Berbagai suguhan dan atraksi meriah digelar sepanjang bulan, mulai dari pawai budaya Bergada Agung Hadeging Ngayogyakarta (berdirinya kota Yogya), Jogja Java Carnival bertema “Past, Present and Future”, hingga pertunjukan seni lokal dan mancanegara yang terangkum dalam Jogja International Performing Arts (JIPA) dan Asia Tri 2009.

July 31, 2010

my first book: amazing ambon

alhamdulillah...kelar juga akhirnya buku 'pesenan ini'. 
setelah berproses selama 8 bulan (nov 2009-juli 2010) amazing ambon siap dibaca!


the book cover


July 30, 2010

the bride: keke

kondangan ke semarang rame-rame...kali ini giliran keke yang lulus :-)
happily ever after dengan mas adi ya, ke...


March 31, 2010

six months break


enam bulan berlalu dengan kilatnya.



keputusan untuk nge-freelance dulu setelah proyek 4,5 taun itu selesai -ehm...saya baru gabung di 2 tahun terakhir- cukup membuahkan kepuasan. selain alasan pengen istirahat sebentar dari rutinitas setelah 9 tahun kerja "kantoran" tanpa jeda [walo di kerjaan terakhir lebih sering jalan2nya daripada di kantornya] juga karena pengen membuktikan ke diri sendiri bahwa saya bisa survive di kota penuh kegilaan ini tanpa harus kerja di kantor tiap hari, tanpa harus gajian setiap bulan.

nekat memang. tapi yakin bisa. karena waktunya juga pas banget. pas ada jeda, pas ada "tabungan" lebih, juga pas udah siap 'go public' dengan skill yang saya miliki.  berbekal ide, bakat, minat, hobi, network, dan doa. juga dukungan dari keluarga dan orang terdekat.  bersyukur banget punya mama yang gak pernah ribet dengan pilihan anaknya: "ma aku ga mau kerja dulu beberapa bulan ya". jawabnya "okay, it's ur choice", gitu doank :p. dan...Tuhan selalu punya cara untuk ngasi rezeki. ada...aja yg menghampiri :-).

walo ada kalanya ketika weekend saat temen-temen lain ngumpul ato jalan-jalan, saya malah ngetik sana-sini ngejar deadline hehehe...:p. ada saatnya saya gak bisa mengatur waktu  sampai harus begadang beberapa malam ampe mata sembab, dan akibatnya terpaksa menolak tawaran yang akan masuk karena tepaaarrr! tapi ada juga waktu-waktu dimana saya gak ada kerjaan sama sekali sehingga semau2nya aja ngulik toko buku, hunting foto siang-siang, ke mangga dua senin-senin, ato sekedar browsing-browsing sambil ngopi di kafe :p. pengalaman menarik yang udah lama saya nantikan:-)).

tapi target waktu saya udah habis. cukup enam bulan saja.

saatnya bersiap-siap untuk duduk manis di depan komputer kantor, meeting di pagi hari *hooaaahhmmm*, menerjang kemacetan ibukota lagi *uhukkk*...juga traveling lagiii....dari aceh ke maluku (ihiks...gak ada proyek di papua).

no more afternoon nap ^_^
no more walking around kinokuniya all day
no more typing 'n editing in a cafe
no more looooong lunchtime while browsing :-D
no more working without taking a bath in the morning :p
no more waiting 'forever' for invoice payments :p

but gladly...besides working freelance-based, i've done so many things during my break:

tulisan travel ke boti plus foto2nya bisa nongol di majalah tamasya edisi september 2009, tulisan kolaborasi ama fitri 'n peleth tentang jogja art festival bisa nongol di majalah jalan-jalan edisi desember 2009, foto-foto pesisir laut bisa dipamerin bareng fdi di seaworld indonesia pada oktober 2009, foto-foto ambon dan banda neira bisa nongol di majalah dive discovery edisi februari 2010, profil, cerita 'n foto-foto di komodo etc bisa nongol di femina edisi tahunan 2010, foto-foto bisa masuk buku brief tentang sail banda 2010 by pemda maluku, foto-foto tentang nelayan dan ikan bisa disumbangin ke free magazine respect, bisa jalan-jalan dan diving gratis ke ambon dan banda neira [ ^_^ the best part hehe],  ada foto yang dipake buat kalender 2010 edisi kodam XVI pattimura :-D, pertama kalinya dapet duit dari motret prewed :p, pertama kalinya foto-foto saya dibeli oleh company dari luar negeri pake US dollar...yiiipppee!!! last but not least, pertama kalinya saya (bersama beberapa teman) bikin.....ehm, tunggulah tanggal launching-nya :p. saya juga sudah tidak sabaaarrrr....:-)))))

yang jelas saya udah gak perlu khawatir lagi kalo suatu saat nanti harus kerja dari rumah biar deket ama anak :p. apalagi ada satu skill baru yang saya dapet selama 'liburan' panjang itu: merajut. hahahaha! harus dikembangkan lebih lanjut :-D


now, back to my exciting job!
writing again,
traveling again, 
'n serving the communities again ^_^