December 29, 2008

colours of gpmb 2008



cuma iseng ajah karena gada kerjaan di liburan panjang.
nongkrong seharian di istora senayan,
sendirian di tengah orang-orang yang gak dikenal.

Photobucket

tapi begitu tim UGM maju ke tengah arena tanding,
sekonyong-konyong gw menemukan banyak teman seperjuangan.
teriak-teriak n tepuk-tepuk tangan memberi semangat tim almamater :p.

Photobucket

foto-foto biasa ajah, secara gerakannya susah ditangkep.
dinamis banget...
dan  lebih banyak terkagum-kagum ama suguhan dari para finalis.
btw, sapa yang menang yah?

Photobucket

December 24, 2008

flores: last stop - komodo

berhubung tulisan tentang komodo udah nongol di majalah goodhousekeeping indonesia edisi januari ini *ciee...cieee...halaman 106 yah :p*, bolehlah sekarang foto-fotonya dipertontonkan di sini 
:-))
 







i'll be back...
kalo mau tau rute, naek apa, berapa harganya dll...baca ajah ya majalahnya :p

October 26, 2008

flores: twal riung 17 pulau

...yang sebenarnya ada lebih dari 20 pulau
 





at last...laut!
...begitu nyampe, yang dipikirin cuma: pengen cepet nyeburrrrr!
berjam-jam mati gaya di mobil terobati oleh segernya angin laut, pulau-pulau berpasir putih, dan alam bawah laut yang lumayan ciamik. sayang ga ada dive center di riung, jadi dua hari di laut cuma bisa snorkeling doang. 






walau wilayah ini termasuk kekurangan sumberdaya –manusia, listrik, air bersih, tempat makan, penginapan-, kami beruntung bisa mendapat tempat yang nyaman *bungalow adem bertempat tidur besar+kelambu, dengan kamar mandi setengah terbuka, dan air tawar yang lancar*. juga kapal nelayan yang cukup terjangkau dengan bonus ikan segar untuk barbeque di pulau, melihat atraksi kelelawar di pulau ontoloe, dan pemandangan laut luas yang super cantik dari atas bukit rutong *walo musti usaha ekstra buat nanjak di tengah siang bolong yang panas terik, nerabas semak berduri, n nginjek pasir yang berasa sepanas panci mendidih* 







sepanjang perjalanan dari ujung timur hingga ke barat pulau flores, tempat ini adalah favorit saya – sebelum nginjek komodo, tentu. hasilnya: punggung belang.

October 25, 2008

flores: ende-mbay-bajawa-ruteng



”selamat idul fitri”

memulai hari baru di kota ende, pesisir selatan flores. not much to see, cuma transit semalam...nimbrung sholat ied di lapangan dekat pelabuhan ipi *dan...telat*, lalu lanjut perjalanan panjang 6 jam ke pesisir utara: riung *saving this for the next album*.

melewati perbukitan spektakuler yang indah namun miris *kering kerontang, dengan warga setempat yang tampak sangat susah mendapat air bersih, rumah-rumah yang lebih cocok disebut gubuk di sepanjang tepi jalan, dan hewan ternak yang kurus-kurus*. membayangkan...“bagaimana bisa mereka bertahan hidup di tempat seperti ini?“ satu lagi ironi di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi. alam yang terlalu indah tetap bukan jaminan sebuah kesejahteraan. 
 






dan...dalam hitungan hari, kering-kuning-merah dan tanah retak-retak mendadak berganti menjadi hijau-segar-adem. yup..kota bajawa dan ruteng yang dikelilingi pegunungan sedikit menjadi penyejuk sebelum melanjutkan langkah ke ujung barat. -komodo masih jauh ya? huh..-


*menyesal dengan sangat mendalam, karena gak sempat menginjakkan kaki di desa nggela, luba dan compang ruteng. hmmm..there will always be a next time*

October 19, 2008

flores: maumere-larantuka-sikka-moni

menghabiskan perjalanan malam pertama ditemani jutaan bintang di langit, susuri jalan dari larantuka di ujung kabupaten flores timur hingga maumere di kabupaten sikka. menanti sunset eksotis di nangahale, desa nelayan bajo pembuat kapal. lalu menikmati mentari esok harinya yang muncul dari balik pulau besar, tepat di depan gading beach bungalow, teluk maumere. 






melanjutkan ’pengembaraan’ ke desa sikka, tempat gereja tua peninggalan portugis masih berdiri kokoh. di seberang gereja, rumah mama martha terlihat ramai oleh ibu-ibu yang memamerkan tenun ikat hasil ketrampilan tangan mereka. rumah mungil ini menjadi pusat kegiatan 16 orang perempuan penenun yang mewariskan tradisi turun temurun kepada anak cucu. mereka memperlihatkan kepada kami cara membuat tenun ikat tradisional, sejak berbentuk kapas, dipintal menjadi benang –secara manual, pewarnaan alami dengan akar mengkudu dan daun nila, membuat pola diikat daun lontar, hingga cara menenun. phew!! ribet...dan butuh waktu lamaaaa. gak bakal tega menawar harga setelah tahu cara membuatnya. 










senja sudah dekat ketika kami tiba di moni, desa terdekat dan termudah untuk menuju kawah tiga warna kelimutu. penginapan di tengah sawah dengan kamar mandi besar berbatu kali dan tak berpintu membuat ’hawa’ malam ini lebih terasa alami (= ademmm). sebelum subuh, kaki kami sudah melangkah lagi...sedikit menanjak mengejar matahari terbit di balik kawah kelimutu.



next episode: dari ende ke ruteng

October 06, 2008

last stop: labuanbajo





hujan deras mengguyur labuanbajo sore tadi..membuat udara pesisir malam ini agak adem :). kota kecil ini perhentian terakhir dalam perjalanan flores overland dari maumere-larantuka-sikka-moni-ende-riung-bajawa-ruteng.

[view from our room]


masih tersisa 6 hari..yg akan dilewatkan di pulo komodo, rinca, kanawa..dan pulo2 kecil di seputarnya. uhuy! bermalam d kapal lagi...
*remembering moyo five months ago*

get ready 2 dive!

August 24, 2008

papuan smokers

dari dulu, saya selalu suka memperhatikan
gaya para lelaki waktu merokok.
kadang terlihat 'macho', kadang serem, kadang sangar :p.
so, di antara ratusan lelaki eksotis yg tersebar di sini,
yg langsung tertangkap mata saya dgn sukses adalah
gaya-gaya mereka ketika merokok..:-)

Photobucket

yuuhuuuuuu....*saya tidak menganjurkan anda utk merokok*

May 27, 2008

sumbawa : serendipity trip

God bless our trip. yup. as always.


the plan : rencana mendadak. ide baru muncul 3 minggu sebelum keberangkatan. ga ada banyak waktu untuk ngobrolin karena keke berangkat seminggu lebih awal, mau mampir nengokin ‘kawan-kawannya’ dulu di baluran, plus approval cuti linda baru fix di hari-hari terakhir. lengkaplah semua itu bikin deg-degan membayangkan 2,5 hari di jalan sendirian tanpa teman [yang dikenal].





the route: sengaja gak bikin rute dan itinerary fix – yang kadang membahasnya aja bikin pening – , semua diserahkan pada Tuhan, banyak-banyak doa, pegang fotokopian LP edisi terbaru, dan harapan akan ‘luck n serendipity’...[dah nyebrang sampe lombok aja masih blom mutusin mau berhenti di sumbawa besar ato bima]. maklum, kami bertiga buta sumbawa... dan kebetulan mengidap penyakit disorientasi medan dan arah dengan kadar yg berbeda-beda.







the nice people we met : selama sepuluh hari, sejak awal perjalanan kami selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik hati, senang menolong, penuh perhatian, dan gak pelit informasi (kalopun info-nya ternyata salah...itu soal lain..:p). dari sopir bus SDR, petugas PHKA sumbawa, temen nemu di ferry, ampe anggota DPRD dompu...hehehe...

...yang pasti, semua berjalan lancar. berhasil jalan ngeteng manggul2 ransel gede kaya jaman dulu kala, ngrasain perjalanan darat-laut dan udara dalam satu trip, puas kebut2an bawa motor bergantian selama 6 jam antara sumbawa besar-savana tano, nginjek pulau moyo yang katanya susah dimasukin itu, cebur2an di laut nan bening penuh terumbu karang warna warni, tidur di atas kapal nelayan di tengah lautan flores disinari bulan purnama, nggantungin batu di tepi danau air asin pulau satonda yg indah, ngejar2 kuda lagi mandi di laut, and many more....very great experience!





akhirnya, inilah yang terjadi :

day 1-2-3  : jakarta-bali-lombok-sumbawa overland, by bus dan ferry

day 4 : poto village-semongkat highland–labuan badas, by motorcycle

day 5 : labuan tano–[bungin from far away]–alas–utan–the savanna, by motorcycle

day 6-7 : moyo island–tiu ba’i–white sand beach-satonda island-tj menangis, by boat

day 8 : samawa sightseeing–seketeng market–senyaman ate beach–horse bathing, by delman n angkot

day 9 : sumbawa–mataram–denpasar : 24 hours on road n sea,  by bus dan ferry

day 10 : kuta legian...back to jakarta, by plane







dengan budget :

bus SDR Rawamangun-Sumbawa Besar : Rp 420.000

bus Tiara Mas Sumbawa-Denpasar : Rp 160.000

AA Denpasar-Cengkareng : Rp 515.000

Plus Rp 755.000 saweran buat sewa motor, akomodasi, transport lokal, makan, snack, kapal nelayan, tiket n tips.

many thanks to Bpk Gani Selim, Ibu n Opan, Donny, Jali for being our family while we’re in samawa,..muah muah! , bang oi n bucex for the great sea cruise, pak pram n kru SDR for making our trip a safe loooong ride, om ben for the LP...dan teman-teman semua...indonesia itu indaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh...:-))