June 29, 2009

sisa-sisa 'solo batik carnival'



membandingkan dengan jember fashion carnival yang persiapannya super matang dan rapi, event di solo ini masih jauh dari sempurna. sedikit hal yang bisa dipelajari dari panitia JFC untuk membuat SBC lebih keren taun depan:

1.    semestinya atraksi yang disuguhkan cukup menarik, sayang penontonnya ga beraturan karena tidak ada tempat duduk mencukupi di sekitar panggung dan catwalk utama. juga tidak ada batas jelas antara area atraksi dengan area penonton. hasilnya, masyarakat maju berdiri mendekati panggung menyebabkan serunya aksi dorong, sikut, ngomel, dan bentak antara polisi, satpam, dan penonton [juga fotografer :p]. di jfc, disediakan tenda-tenda berkursi dengan aturan ketat tidak boleh berdiri selama atraksi berjalan. ditentukan juga, bahwa setelah jam sekian tidak boleh ada lagi yang keluar masuk area atraksi. memotret boleh dilakukan di deretan terdepan penonton-dan tetep duduk di aspal- agar yang di belakang ga ngamuk. pemain aman, penonton nyaman, fotografer senang J 

2.    seharusnya bisa dinikmati oleh masyarakat luas dengan nyaman, seandainya panitia membuat publikasi dan memberikan informasi pasti mengenai jam pertunjukan. selesai memotret atraksi selama satu jam di panggung utama, saya terpaksa berjalan kaki sekitar 6 km balik ke hotel karena jalanan padat manusia. sepanjang jalan, ada lebih dari 20 orang yang nyolek saya ‘mbak..karnavalnya udah mulai belum sih? masih ada gak? jadi lewat sini gak sih? kok balik mbak…udah selesai ya? ” kasihan mereka yang sudah menunggu sejak jam 1 siang belum mendapat suguhan apapun selama 3 jam menanti. di jfc, saya sampai bisa mendapat informasi mengenai persiapan acara, lokasi dan waktu gladi resik, juga salon-salon mana aja yang digunakan untuk dandan para peserta. so…bisa dapet foto-foto before the show.

3.    sebaiknya rute dan lama perjalanan ditinjau lagi. awalnya, acara akan mulai jam 2, tapi molor sejam. atraksi sekitar satu jam, nunggu apaan ga tau selama ½-1 jam, praktis peserta karnaval baru mulai berjalan sekitar jam 16.30an lebih. dengan rute 7 km peserta udah keburu lelah ketika bertemu masyarakat di kilometer ke-3. dan ketika akhirnya rombongan lewat…beeuuh…jalannya udah pada lunglai n senyumnya dah susah mengembang :p. ‘beruntung’ bagi tukang foto yang nungguin di jalan ampe sore. dah ga dapet sinar matahari, ga dapet ekspresi pula. klop deh! btw, katanya jalan slamet riyadi ditutup untuk karnaval ini, tapi nyatanya di kilometer2 akhir peserta yang sudah terpencar-pencar dari rombongannya berjalan kaki ditemani motor, becak, dan orang jualan :p. kasihan…mana kostumnya berat.

4.    sebenernya bisa dapet foto-foto yang lebih bagus, kalau panggung untuk fotografer gak ngadep barat menentang matahari [hehehe…yang ini alasan gw ajah sih, soalnya blum canggih untuk bisa motret dengan kondisi super duper backlight :p]. makanya pas diusir-usir dari pinggir area atraksi n disuruh pindah ke atas stage untuk motret, gw mah sok ga denger ajah :p

tapi…gapapa lah, baru kedua kalinya digelar. Semoga tahun depan lebih rapi lagi, dengan informasi yang jauh lebih mudah didapat.


solo batik carnival, 28 juni 2009, tema TOPENG

June 25, 2009

rote: lao lao sia tasisun nemberala...







...mete relo mopo.

-artinya apa, hayo...ada yang tahu?-

menjejakkan kedua kaki di ujung selatan indonesia,
walau hanya sejenak.
pulau rote...dengan nemberala-nya yang tersohor,
pantai boa-nya yang indah,
perbukitan hijau di daerah ti,
sapi, kerbau, kambing, kuda merumput,
rimbunnya pohon kelapa dan lontar,
juga...laut bening di dermaga pelabuhan.

wanna be back someday


June 19, 2009

Alor: disuruh [orang lain] untuk menjaga alam Indonesia
























yeah, itu kesan yang cukup menohok selama saya berkunjung tiga hari di pulau kepa, alor. begitu menginjakkan kaki, hal pertama yang dipesankan cedric –si perancis pemilik ‘resort’ ini- adalah “kalau mandi tolong hemat air ya, karena di pulau ini tidak ada sumber air tawar. air bersih kita bawa dari alor kecil (seberangnya bow..berat kali yah angkut-angkutnya). kalau hanya mengguyur toilet, tolong pakai air laut di ember satunya, jangan pakai air bersihnya. oke?” …”dan kalau malam hemat listrik, keluar kamar lampunya dimatikan. listrik di sini kami ambil dari solar panel, jadi jangan digunakan untuk charge alat-alat elektronik. kalau butuh men-charge bisa titip ke kami untuk dilakukan di pulau seberang.” saya manggut-manggut…cukup environmentally-friendly tempat ini.

makan siang di kepa terasa senikmat makan di rumah, makan bersama di satu meja seperti keluarga besar, mengobrol sana-sini dengan bahasa tarzan (kebetulan tamu lain datang dari prancis, jerman, italia, spanyol ‘n gak pada lancar berbahasa inggris), plus angin laut sepoi-sepoi. nasi anget, ikan bakar dan sayur bunga pepaya fresh from the tungku kayu-nya bibi nene terata rapi dalam mangkok-mangkok tanah liat. piring makan pun terbuat dari tanah liat. sambel khas alor yang pedas asem langsung disikat habis oleh satu-satunya rombongan turis lokal ini hehe…:p. kata bibi nene “jangan bilang-bilang ke temen2nya di jakarta yah, nanti sambel bibi abis terusss…padahal biasanya itu bule-bule tidak ada yang sentuh” wakakakakak! ya iyalah bi…:-D  

menunggu sore hari sambil bergoyang-goyang di hammock yang terpasang di bawah kamar. di bawah? yoiii…beberapa kamar di kepa dibangun menyerupai lopo, rumah adat timor. bagian bawah yang aslinya merupakan gudang penyimpanan kali ini dijadikan teras untuk bersantai lengkap dengan hammock-nya. kamar tidur terletak di atas alias di bawah atap sehingga musti ada  usaha ekstra naik tangga bambu kalau mau masuk kamar :p. mo pipis…melongoklah saya ke kamar mandi beratap daun lontar itu. di depan pintu tertulis gede-gede NO SANDALS. maksudnya, sandal n sepatu ga boleh dibawa masuk biar gak ngotor-ngotorin lantainya. hmmm…dalamnya jauh lebih bersih daripada toilet baru (yang bau) di terminal 3 bandara soekarno-hatta yang katanya futuristik haha :p.

ada dua ember besar di tiap kamar mandi. satu diberi label AIR LAUT-SEA WATER. PLEASE USE FOR FLUSHING. satunya berlabel AIR BERSIH-FRESH WATER. PLEASE USE WISELY. noh! jelas banget kan aturannya. ga boleh buang-buang air sembarangan, ga boleh ngotorin kamar mandi. dan ini serius, karena salah satu dari kita sempet ditegor akibat lupa ninggalin sandal di luar kamar mandi hehe. ajaib…semua tamu nurut dengan super disiplin lho aturan-aturan itu. hebaaat! dan ternyata..mandi sehari sekali lima gayung itu gak bikin bau-bau amat kok :p

sore-sore, bawa masker snorkel dan fins ke bagian barat pulau. laut beningnya sungguh ciamik! super duper mantep dah! hanya beberapa meter dari pantai saja, saya temukan hamparan soft coral hijau yang rapat tak bertepi. cuantiiiiiik! terumbu melambai-lambai, ikan-ikan wara-wiri, lupa deh kalau matahari sore itu masih bersinar terik. dah terlanjur item biar tambah eksotis lah kulitnya. melihat pasir putih berbutir halus, beraksilah sang pengumpul pasir, keke. tapi kalau di pantai lain dia bisa menemukan gelas plastik, kantong bekas, dan sampah lain untuk dijadikan wadah membawa pasir, di sini dia cukup kelimpungan karena seantero pantai gak ada sampahnya sama sekali! akhirnya sepucuk daun harus berkorban menjadi pincuk untuk membawa pasir pantai yang indah itu.

makan malam yang akrab berakhir dengan leyeh-leyeh di teras bambu ditemani angin malam dan pak muksin - yang jagain kebersihan penginapan ini. "di sini non, abu rokok aja gak boleh dibuang sembrangan. makanya tiap kamar digantungin keranjang rotan untuk tempata sampah. tiap hari saya keliling untuk membuang membuang sampah ke tungku itu," kata pak muksin sambil menunjuk incinerator di belakang kamar mandi. oooow pantes bersih bngt tempat ini, ga ada sampah secuil pun. untuk cuci tangan setelah makan juga, yang dipakai adalah air di gayung yang tergantung seperti pot. jadi tidak ada air mengalir dengan boros di sini. "penduduk di pulau ini juga diajarin agar tidak menangkap ikan dengan bom atau racun. makanya terumbu karang masih seger-seger kan?". ya ya ya saya manggut-manggut. kenapa harus orang lain yah yang mengajari kita untuk menjaga alam Indonesia?  

alor underwater was the the best scene I’ve ever seen! visibility mantep, coral-nya sehat, arus (agak) tenang, ikannya buanyaaaakkk dan lokasi safety stop yang aduhai penuh anemone warna warni tak bertepi. ALOR underwater, I’ll be back!