June 19, 2009

Alor: disuruh [orang lain] untuk menjaga alam Indonesia
























yeah, itu kesan yang cukup menohok selama saya berkunjung tiga hari di pulau kepa, alor. begitu menginjakkan kaki, hal pertama yang dipesankan cedric –si perancis pemilik ‘resort’ ini- adalah “kalau mandi tolong hemat air ya, karena di pulau ini tidak ada sumber air tawar. air bersih kita bawa dari alor kecil (seberangnya bow..berat kali yah angkut-angkutnya). kalau hanya mengguyur toilet, tolong pakai air laut di ember satunya, jangan pakai air bersihnya. oke?” …”dan kalau malam hemat listrik, keluar kamar lampunya dimatikan. listrik di sini kami ambil dari solar panel, jadi jangan digunakan untuk charge alat-alat elektronik. kalau butuh men-charge bisa titip ke kami untuk dilakukan di pulau seberang.” saya manggut-manggut…cukup environmentally-friendly tempat ini.

makan siang di kepa terasa senikmat makan di rumah, makan bersama di satu meja seperti keluarga besar, mengobrol sana-sini dengan bahasa tarzan (kebetulan tamu lain datang dari prancis, jerman, italia, spanyol ‘n gak pada lancar berbahasa inggris), plus angin laut sepoi-sepoi. nasi anget, ikan bakar dan sayur bunga pepaya fresh from the tungku kayu-nya bibi nene terata rapi dalam mangkok-mangkok tanah liat. piring makan pun terbuat dari tanah liat. sambel khas alor yang pedas asem langsung disikat habis oleh satu-satunya rombongan turis lokal ini hehe…:p. kata bibi nene “jangan bilang-bilang ke temen2nya di jakarta yah, nanti sambel bibi abis terusss…padahal biasanya itu bule-bule tidak ada yang sentuh” wakakakakak! ya iyalah bi…:-D  

menunggu sore hari sambil bergoyang-goyang di hammock yang terpasang di bawah kamar. di bawah? yoiii…beberapa kamar di kepa dibangun menyerupai lopo, rumah adat timor. bagian bawah yang aslinya merupakan gudang penyimpanan kali ini dijadikan teras untuk bersantai lengkap dengan hammock-nya. kamar tidur terletak di atas alias di bawah atap sehingga musti ada  usaha ekstra naik tangga bambu kalau mau masuk kamar :p. mo pipis…melongoklah saya ke kamar mandi beratap daun lontar itu. di depan pintu tertulis gede-gede NO SANDALS. maksudnya, sandal n sepatu ga boleh dibawa masuk biar gak ngotor-ngotorin lantainya. hmmm…dalamnya jauh lebih bersih daripada toilet baru (yang bau) di terminal 3 bandara soekarno-hatta yang katanya futuristik haha :p.

ada dua ember besar di tiap kamar mandi. satu diberi label AIR LAUT-SEA WATER. PLEASE USE FOR FLUSHING. satunya berlabel AIR BERSIH-FRESH WATER. PLEASE USE WISELY. noh! jelas banget kan aturannya. ga boleh buang-buang air sembarangan, ga boleh ngotorin kamar mandi. dan ini serius, karena salah satu dari kita sempet ditegor akibat lupa ninggalin sandal di luar kamar mandi hehe. ajaib…semua tamu nurut dengan super disiplin lho aturan-aturan itu. hebaaat! dan ternyata..mandi sehari sekali lima gayung itu gak bikin bau-bau amat kok :p

sore-sore, bawa masker snorkel dan fins ke bagian barat pulau. laut beningnya sungguh ciamik! super duper mantep dah! hanya beberapa meter dari pantai saja, saya temukan hamparan soft coral hijau yang rapat tak bertepi. cuantiiiiiik! terumbu melambai-lambai, ikan-ikan wara-wiri, lupa deh kalau matahari sore itu masih bersinar terik. dah terlanjur item biar tambah eksotis lah kulitnya. melihat pasir putih berbutir halus, beraksilah sang pengumpul pasir, keke. tapi kalau di pantai lain dia bisa menemukan gelas plastik, kantong bekas, dan sampah lain untuk dijadikan wadah membawa pasir, di sini dia cukup kelimpungan karena seantero pantai gak ada sampahnya sama sekali! akhirnya sepucuk daun harus berkorban menjadi pincuk untuk membawa pasir pantai yang indah itu.

makan malam yang akrab berakhir dengan leyeh-leyeh di teras bambu ditemani angin malam dan pak muksin - yang jagain kebersihan penginapan ini. "di sini non, abu rokok aja gak boleh dibuang sembrangan. makanya tiap kamar digantungin keranjang rotan untuk tempata sampah. tiap hari saya keliling untuk membuang membuang sampah ke tungku itu," kata pak muksin sambil menunjuk incinerator di belakang kamar mandi. oooow pantes bersih bngt tempat ini, ga ada sampah secuil pun. untuk cuci tangan setelah makan juga, yang dipakai adalah air di gayung yang tergantung seperti pot. jadi tidak ada air mengalir dengan boros di sini. "penduduk di pulau ini juga diajarin agar tidak menangkap ikan dengan bom atau racun. makanya terumbu karang masih seger-seger kan?". ya ya ya saya manggut-manggut. kenapa harus orang lain yah yang mengajari kita untuk menjaga alam Indonesia?  

alor underwater was the the best scene I’ve ever seen! visibility mantep, coral-nya sehat, arus (agak) tenang, ikannya buanyaaaakkk dan lokasi safety stop yang aduhai penuh anemone warna warni tak bertepi. ALOR underwater, I’ll be back!   

 

33 comments:

Irfan Yusuf said...

hal yg sering aku temui juga....,

Avignam Jagad Samagram..., (selamatkan bumi dan seisinya)

nick hanif said...

emang perlu dijaga
biar lautnya tetep bening

harum sekartaji said...

mariiiiii

harum sekartaji said...

ga kaya laut di jawa yah :p

rininta datoek said...

huhuhuhu....mba, cerita & fotonya menggoyahkan imron...
jadi pengen cepet2 ke sana...:(

harum sekartaji said...

Ke alor deh..gw aja blm puas. cakep bngt!

camelia siagian said...

Eh...
nek mung snorkling piye Rum?
Recomended ra?

youfeta devy said...

Kalo gue kemarin itu diperingati oleh bule juga, disuruh hati-hati sama penduduk lokal (baca: guide) di Lombok.. Miris ya mesti diingetin ama orang asing....

HidÄÿÄt SG said...

Snorkeling sangat bagus disini. very recommended
Ketemu Lilla si kecil yg lucu itu gak?

Deku . said...

waaa ... jadi pengen ...

Dewi Saras said...

nice story Rum..tapi memang gitu lah faktanya ya...orang lain kadang lebih care daripada pemiliknya sendiri sendiri... huhuh...

armelo wiryantomo said...

seru, kapan ya bisa kesana :-)

Eva Sri said...

mantaps

harum sekartaji said...

Rekomen bngt mel..super bening!

harum sekartaji said...

ketemu mas..amazing tu anak.ma ortunya ngomong bhs prancis,ma kita bhs indonesia,ma tamu bule bhs inggris,ma anak2 kecil di pulau ngomong bhs alor :p

AYa de Ligt-Koetje said...

Bener bgt. Parahnya aku ditipu teman sendiri. Padahal pernah nge-guide bareng di Jakarta.
Bersitegang juga waktu mo nyebrang dari Lembar ke The Gillis.
Pokoknya pengalaman ke Lombok kemarin ga enak deh ama orang2 lokalnya.

harum sekartaji said...

Ayo va nyelem d alor

harum sekartaji said...

secepatnya Mel...sebelum lautnya rusak *amit-amit deh jgn sampai ding*

harum sekartaji said...

miriiiisssss....:-)))

harum sekartaji said...

aku juga pengen lagiiiii....yukkk

linda yuliana hutabarat said...

waaa..mesti bikin plan lagi ni ke kupang :))
min. 2 minggu kali ya RUM....

Dancin Kickin de Path said...

mantep

harum sekartaji said...

sebulan Lin..:p

harum sekartaji said...

:-))

Andreas Setiarama said...

asik rum

mbakyu trisia said...

berenangnya bisanya standar2 aja......tetep bisa diving ga?...hehehe.....
penasaran banget baca crita arum....jadi pengen ksana.....budget brapa kira2?

Andreas . said...

Tentang timor, pengalaman gw positif bgt, mereka ga cenderung nipu, harga untuk turis tidak dimahalin
Gw bersyukur bgt,

Beda bgt dg lombok yg sempat bersitegang karena orang2 di terminal di lombok rese n cenderung ga jujur....

Andreas . said...

Rum, gw pengen eksklusif di alor seminggu cukup ga ya? Hehehe, atau 2 minggu? Atau sebulan? Halah

harum sekartaji said...

seruuuu..:-)
thnx ram

Zustina Priyatni said...

mau mau mau...!!!

harum sekartaji said...

uhmmmm...di sananya sih murah, cm 120rebu per malam include makan 3 kali.
tp transportnya ke sana itu....yg musti nabung dl :-)

harum sekartaji said...

setaun

Goblok Banget said...

PS: maap, cerita diving-nya disimpan hanya untuk sebuah project yang lebih cihuy..:p. yang jelas, alor underwater was the the best scene I’ve ever seen!

Ahh goblokks...noraks looo ngak usah loo bilangin gitu ngapain sihh? Proyek Proyek apaan sih... waduull!!! cerita ya cerita aja bego kalo gak gak usah nulis di blog...bikin goblok aja!!!