July 10, 2017

kemah keluarga vol1: ledok sambi, jogja


setelah melihat foto-foto kami berkemah akhir pekan kemarin, banyak yang japri ke saya menanyakan beberapa hal dasar seperti: di mana? dingin gak? kalau gak punya tenda gimana? mandinya gimana? bawa izhar aman tuh? makannya gimana? maka, saya akan cerita tips memperkenalkan anak-anak ke 'outdoor life' sejak belia.

tujuan ~ dari awal mengajak suami dan anak-anak berkemah, saya mematok ekspektasi yang tidak terlalu tinggi, menurunkan standar ketidaknyamanan (bukan typo), dan meyakinkan diri sendiri bahwa tujuan berkemah keluarga untuk pertama kalinya ini sesederhana memperkenalkan naila dan izhar kepada alam terbuka: cara packing baju yang aman, cara mendirikan tenda, cara memasak di perkemahan, nyaman mandi dan ganti baju di area kemah, nyaman tidur di dalam tenda, nyaman bertemu orang baru. dan itu bisa tercapai jika kami ortunya pasang setelan kendor, nyantai, dan yakin bahwa anak-anak akan baik-baik saja di alam terbuka selama dua hari.
saya sudah sangat senang jika di akhir perkemahan nanti mereka gak ada yang ngeluh bosen, minta pulang, ngomel karena kamar mandi standar, merengek capek, atau nangis karena gak suka berada di sana. dan ini bagus untuk naila yang sisi keakuannya kadang masih muncul. dengan bertemu kelompok baru dan berada di tempat asing, dia akan belajar untuk cepat beradaptasi dan lebih banyak mempertimbangkan kepentingan bersama.

selain itu, kami ingin memberi memori menyenangkan dan "berbeda" kepada anak-anak. pengalaman saya, sampai usia 10 tahun pernah diajak ortu main ke laut, kebun, luar kota, air terjun, disneyland, museum2, taman mini, kebun binatang...tapi yang sangat melekat di memori saya adalah saat umur 6 tahun diajak papa tidur di bawah bintang hanya beralas sleeping bag. lainnya...lewaaat! (yes, even disneyland wasn't that memorable for me). ya, karena mungkin pengalaman lain mudah didapat anak-anak lain seusia itu. tapi, berkemah tanpa tenda di tengah hutan? ortu keren mana yang pada jaman itu ngajak anaknya melakukannya? wow banget itu yaw 😍



lokasi ~ saya buang jauh-jauh kerinduan berkemah di ketinggian bagai negeri di awan, yang mengharuskan membuat toilet darurat dan gak mandi seminggu. beruntung di jogja cukup banyak lokasi berkemah nyaman untuk pemula. ketika dicolek mbak melvin dan diajak ikut family camping di ledok sambi, seputar pakem, bawahnya kaliurang...saya langsung iyakan. sebelumnya saya sudah dua kali berkemah di sana dan menurut saya lokasinya enak, dekat, fasilitas cukup baik, tapi alamnya masih asri dengan sungai kecil mengalir di pinggir bumi perkemahan.

karena ada 7-8 keluarga dengan anak-anak yang mayoritas di bawah 10 tahun (dan ortu di atas 40 tahun :-p), kami memilih area yang trekking-nya ke bawah tidak terlalu jauh dari tempat parkir (bok...bawannya segambreng! boyok pegel kalau harus turun naik bolak-balik jalur yang panjang). juga dekat dengan pendopo yang dialiri listrik, dan kamar mandi sederhana di atas perkemahan. jaga-jaga kalau hujan atau kondisi darurat lainnya. selain itu kami bisa memesan makan prasmanan dari pengelola. jaga-jaga lagi kalau anak-anak gampang laper.

cocok banget dengan tujuan awal untuk mengenalkan anak-anak pada kegiatan alam terbuka. tapi masih dengan standar nyaman. oya, umumnya pengelola lokasi perkemahan dan outbound seperti ini juga menyewakan tenda, matras, sleeping bag dan peralatan lainnya.

peralatan dan packing ~ bisa dibilang bagian ini paling rempong. dulu cukup bawa satu carrier, kali ini bagasi mobil penuh! untuk baju, saya ajarkan ke naila agar memasukkan ke kantong plastik dulu sebelum masuk ransel, menghindari air hujan, jatuh ke sungai, atau tumpahan minum. begitu juga popok dan baju-baju izhar. karena udah biasa packing, semua baju saya, suami, naila dan izhar bisa rapi masuk ke dalam satu ransel kecil.

ransel kedua kami isi bahan makanan kering, cemilan, alat makan (bukan sekali pakai), alat masak (kompor lipat dan gas kaleng kecil), termos kecil, alat kebersihan (kantong sampah, tisu, sabun cuci) dan alat penerangan (senter, lampu tenda, headlamp, baterei cadangan, korek). juga p3k dan alat mandi. untuk p3k saya selipkan lotion anti nyamuk yang aman untuk anak-anak, minyak telon, dan strong acid water untuk jaga2 kalau ada yang terluka.

makanan basah semacam sosis, mentega, sayur, telor sudah saya potong2 dan cuci bersih lalu dimasukkan ke beberapa tupperware. setelah itu semua masuk ke container plastik kecil bersama panci kecil dan sothil kayu.



nah sekarang sumber kerempongan: bedcover dan bantal kesayangan! demi menjaga agar anak-anak bisa bobo anget dan nyaman, saya bawakan bedcover untuk alas, selimut, bantal-bantal. padahal udah ada matras dan sleeping bag juga. jangan lupa bawa flysheet karena biasanya akan berguna, entah untuk alas, bikin teras di depan tenda, atau tambahan peneduh di kala hari panas. semua alat tidur ini dimasukkan ke satu kantong sampah ukuran besar, dilakban, ditali rafia biar gampang dibawa.

untuk yang mengajak bayi atau toddler, baby carrier akan sangat membantu kegiatan nantinya. saat masih hamil izhar, saya sudah 'kemecer' pengen jalan-jalan dan terlalu visioner ingin mengajaknya naik gunung haha! maka saya cari rekomendasi baby carrier yang nyaman dan aman untuk perjalanan panjang. pilihan jatuh ke boba 4G, dan hingga detik ini gak nyesel beli itu. saya tetep bisa trekking sambil gendong izhar yang bobo, saya tetep bisa membongkar tenda setelah memindahkan izhar yang sedang bobo dari dalam tenda ke gendongan, dan yang penting badan gak pegel sama sekali.

kegiatan dan plan B ~ sejak lama saya sudah diskusikan dengan naila kegiatan apa saja yang bisa kami lakukan selama berkemah. dengan rinci dia membuat daftar yang ingin dilakukan: belajar membaca kompas untuk menentukan arah, mandi di sungai, membakar marshmallow dan sosis di api unggun, dan memasak indomie di depan tenda! tentu saya selipkan hal lain seperti membantu mendirikan tenda, memasang matras, menyiapkan kantong sampah, menata tenda.

untuk izhar, persiapannya justru jauh lebih santai. dari awal saya yakin dia bakal gampang diumbar di tanah lapang. dan emang bener, sepanjang siang ke sore itu dia gembira kelilingan di seputar area kemah. main bola, nyari ranting, main kerikil, mainin tumpukan kayu bakar, liat sungai di jembatan bambu. sengaja tanpa alas kaki biar terbiasa gak jijikan ama tanah dan rumput basah. malamnya saat api unggun dan kakaknya asik bakar2 cemilan, izhar juga asik minta ditemenin mukul2 perkusi dan nonton wayang. surprizingly, selama dua hari itu dia gak pernah ngak ngek ngok sama sekali. betul-betul menikmati!

saya juga siapkan sekotak berisi lem gunting, stiker, kertas, selotip warna-warni dan tas berisi alat lukis. jaga-jaga jika hujan dan tidak bisa berkegiatan di luar dengan maksimal atau naila bosen. untuk izhar juga saya siapkan setoples mainan kesukaannya seperti lego, mobil-mobilan, alat masak-masakan.

dan ternyata benar, ketika minggu pagi hujan turun dan naila sakit perut karena kedinginan, dia menolak ikut flying fox. jadilah peralatan lukis dibongkar dan dicorat-coret. izhar pun bisa main mobil-mobilan di pendopo karena tanah basah gak bisa lari-larian. dan semuanya tetap dilakukan tanpa ada yang mengeluh! ❤️😍 ternyata gak serepot yang dibayangkan to bawa anak ama bayi kemah 😬😬



paling penting adalah...teman seperkemahan ~ di grup wa kami, ketika ada teman menanyakan boleh mengajak yang lain gak, jawabannya boleh asal ortunya gak "njelehi" 😂😬. dan kami akan langsung paham maksudnya. bahwa nantinya, di lapangan, kenyamanan bersama hanya akan terjaga baik ketika teman seperjalanan (seperkemahan...) itu asik-asik. kan ini acara bersama, gak pake eo, semua mandiri nyiapin kebutuhannya sendiri.

ada mbak melvin dan mas agni yang berbaik hati menjadi pengumpul tenda, matras, dan sleeping bag sewaan. juga memesan makanan prasmanan. tapi mereka bukan untuk dikomplen-komplen atau ditanya-tanyain macem-macem kaya panitia kegiatan. ndilalahnya...kok ya semua teman baru memang asik-asik. mau tenda bocor atau hujan seharian kagak ada yang ngomel. mau anak-anak lelarian di tengah hujan, nyebur sungai atau main bola sampai malam juga santai kagak ada yang teriak nyuruh anteng.

enaknya kalau berkegiatan dengan teman lama dan baru yang emang punya latar belakang dan style sama, langsung nyantol 😬 jadi penting untuk dipikirkan, apakah calon teman seperkemahanmu asik? ini termasuk apakah dia cukup terbuka dengan hal yang 'berbeda' dengan dirinya. kalau jawabannya tidak, mending skip saja. juga...misal tiba-tiba ada botol wine dibuka atau suami tiba-tiba jadi social smoker ketika ngobrol dgn bapak2 lain...apakah akan nyap-nyap? kalo jawabannya iya, mending skip saja.

karena...konon watak asli seseorang akan muncul ketika berada di lapangan. apalagi dalam kondisi darurat, medan sulit dan rencana awal tidak terlaksana. karena hujan deras, misal. kalau doi kagak asik, ya harap maklum jika dikau jadi curahan keluhan. percayalah...yaa minimal ngomyang dewe "kok gak sampe2?", "masih jauh gak jalannya?", "ada kamar mandi yang lebih bersih gak ya"...jiaaaaah...



No comments: